Berusaha Menuruti Komitmen
20 July 2025Kemarin saya melewatkan waktu untuk menulis dan memposting di blog ini. Tanpa terasa, saya menghabiskan terlalu banyak waktu untuk hal-hal yang tidak produktif. Tahu-tahu hari sudah malam, badan terasa lelah, dan mata sangat mengantuk. Akhirnya, otak pun seperti enggan diajak berpikir, apalagi untuk merangkai tulisan. Karena itu, hari ini saya memutuskan untuk menebusnya dengan membuat dua tulisan.
Pagi ini saya kembali melanjutkan membaca buku The 12 Week Year. Ada satu bagian yang sangat menancap di pikiran saya, yaitu bab tentang komitmen. Di dalamnya ada kalimat yang triggered bagi saya “Bertindak menurut komitmen, bukan perasaan.”
Kalimat ini terdengar sederhana, tapi jika direnungkan, lumayan memotivasi. Saat kita memutuskan untuk berkomitmen pada sesuatu, entah itu menulis setiap hari, membangun bisnis, atau memperbaiki kebiasaan hidup, pasti akan datang masa-masa dimana rasa malas menyerang. Perasaan lelah, jenuh, dan bosan sering kali datang lebih awal daripada hasil dari komitmen tersebut.
Di sinilah tantangan sebenarnya. Rasa malas bisa terasa lebih kuat dibandingkan niat awal kita. Tapi satu-satunya cara untuk tetap berada di jalur adalah melawan rasa malas itu. Karena kalau kita terus menuruti rasa malas, maka momentum yang sudah mulai terbangun akan hilang. Kita akan kembali ke titik nol, dan akhirnya terus mengulang dari awal.
Fenomena ini bukan hanya saya yang alami, saya yakin hampir semua orang pernah mengalaminya. Dan jika tidak berhasil melewati titik lemah ini, akan sangat sulit untuk menjadi pribadi yang produktif dan konsisten.